Foto: Suardika/KBRN). Juara I lomba ogoh-ogoh dewasa dengan tema “Mebarung Gelung”.
[Bali, Maret 2024] – Kemeriahan menyambut Hari Raya Nyepi tahun ini semakin terasa dengan kehadiran Ogoh-ogoh yang semakin kreatif dan menakjubkan. Berbagai desa di Bali berlomba-lomba menampilkan karya terbaik mereka, menghadirkan parade yang spektakuler dan memukau ribuan pasang mata.
Ogoh-ogoh, patung raksasa yang menggambarkan Bhuta Kala, telah menjadi ikon perayaan Nyepi di Bali. Tahun ini, para seniman dan masyarakat Bali kembali menunjukkan kreativitas mereka dengan menciptakan Ogoh-ogoh yang semakin detail, unik, dan sarat makna. Mulai dari desain yang terinspirasi oleh mitologi Hindu, isu sosial, hingga isu lingkungan, semuanya dituangkan dalam bentuk karya seni yang mengagumkan.
Inovasi Tanpa Batas Tidak hanya dari segi desain, inovasi juga terlihat pada penggunaan bahan dan teknik pembuatan Ogoh-ogoh. Jika sebelumnya Ogoh-ogoh umumnya terbuat dari bambu dan kertas, kini banyak seniman yang bereksperimen dengan bahan-bahan lain seperti styrofoam, besi, dan bahkan material daur ulang. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi Ogoh-ogoh terus berkembang dan mengikuti perkembangan zaman.
Makna Mendalam di Balik Karya Seni Di balik keindahan visualnya, Ogoh-ogoh memiliki makna yang sangat mendalam bagi masyarakat Bali. Ogoh-ogoh dianggap sebagai simbol kekuatan negatif yang harus dikalahkan dalam diri manusia. Dengan mengarak Ogoh-ogoh keliling desa sebelum akhirnya dibakar, masyarakat Bali berharap dapat menyucikan diri dan menyambut tahun baru Saka dengan hati yang bersih.
Harapan untuk Masa Depan Dengan semakin berkembangnya kreativitas dan inovasi dalam pembuatan Ogoh-ogoh, diharapkan tradisi ini dapat terus lestari dan menjadi warisan budaya yang membanggakan bagi masyarakat Bali. Selain itu, Ogoh-ogoh juga dapat menjadi media untuk mempromosikan pariwisata Bali dan memperkenalkan budaya Bali kepada dunia.
RD