Pawon, dapur tradisional yang menjadi jantung kehidupan rumah tangga di masa lalu, kini semakin jarang ditemui. Dulu, pawon bukan hanya tempat memasak, tetapi juga pusat aktivitas keluarga. Di sanalah ibu-ibu memasak hidangan lezat, anak-anak bermain, dan keluarga berkumpul. Namun, seiring perkembangan zaman dan modernisasi, pawon mulai tergantikan oleh dapur modern yang lebih praktis dan efisien.
Berbeda dengan di kota-kota besar yang pastinya sudah menggunakan kompor gas ataupun listrik, di desa masih banyak masyarakat yang menggunakan pawon. Contohnya di salah satu desa di Wonogiri, masyarakatnya masih menggunakan pawon secara konstan. Tepatnya di desa Krandegan, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Di desa ini hampir setiap rumah memiliki satu Pawon. Menurut salah satu warga desa ini memasak menggunakan pawon lebih hemat. Ibu Marti mengatakan “Kalau masak air untuk minum kan pastinya makan waktu lama, jadi mending pakai pawon aja lebih hemat. Kayunya kan nggak perlu beli, tinggal nyari di kebun belakang rumah”.
Meskipun kalah pamor, pawon tradisional pastinya memiliki keunggulan tersendiri. Penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar membuat makanan yang dimasak memiliki cita rasa yang khas dan lebih alami karena jauh dari bahan kimia. Selain itu, proses memasak menggunakan pawon juga mengajarkan kita untuk lebih bersabar dan menghargai waktu. Sayangnya, semakin sedikit generasi muda yang tertarik untuk mempelajari dan melestarikan tradisi memasak menggunakan pawon karena dinilai lebih sulit dan sudah tidak efisien untuk digunakan di zaman sekarang.
Penulis: LKN