Tradisi rewang masih menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Desa Talunrejo, Kabupaten Lamongan. Kegiatan gotong royong ini biasanya dilakukan ketika ada warga yang menggelar hajatan seperti pernikahan, mayangi, tingkeban, sedekah bumi, khitanan, tahlilan, atau acara-acara adat lainnya. Warga sekitar berbondong-bondong datang untuk membantu mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari memasak, menyiapkan tempat duduk, hingga membersihkan lingkungan sekitar.
Salah satu kegiatan yang masih sering dilakukan adalah tahlilan, karena di Desa Talunrejo mayoritas penduduknya adalah umat Islam. Kegiatan ini biasanya dilakukan setelah seseorang meninggal dunia, seperti pada hari ke-7, 40, 100, dan 1000. Tujuannya adalah untuk mendoakan arwah orang yang telah meninggal agar mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah Swt. Bapak Muslimin selaku ketua RT mengatakan, “Tahlilan dilakukan sebagai wujud penghormatan terakhir kepada orang yang kita sayangi. Rewang saat tahlilan juga bukan hanya sekadar membantu, tetapi juga bentuk solidaritas antarsesama. Dan melalui kegiatan ini, kita bisa mempererat tali silaturahmi dan menjaga semangat kebersamaan”.
Di Desa Talunrejo biasanya para tetangga mulai membantu persiapan dari siang hari sampai acara selesai, beberapa bahkan mulai membantu dari pagi hari. Semua kalangan turut andil dalam persiapan acara, mulai dari yang muda sampai yang tua. Biasanya antartetangga bergantian membantu membawakan makanan ringan atau sembako, memasak di dapur, menyiapkan dan meyuguhkan makanan kepada tamu, hingga membersihkan peralatan masak dan tempat acara dilaksanakan. Di desa ini tradisi rewang masih terus dilestarikan, meskipun ada juga generasi muda yang lebih memilih untuk membayar jasa katering. Namun hal ini tidak menjadi penghalang untuk terus melestarikan tradisi rewang, salah satu caranya adalah dengan melibatkan generasi muda dalam kegiatan rewang dan menunjukkan bahwa rewang itu menyenangkan dan bermanfaat.
Penulis: LKN